Status: Thinking-Sensing
Berubah. Gue ngerasa ada yang berubah. Terutama temen-temen lama gue sih. Mereka berubah. Memang perubahan itu suatu hal yang wajar. Akan tetapi, entah kenapa ya, temen-temen gue berubah menjadi kondisi yang lebih buruk. Iya, lebih buruk. Bukan standar akhir zaman tapi. Bahkan temen-temen deket gue. Masih terasa hangatnya kebersamaan dengan mereka, kekonyolan mereka. Namun semua berubah, ketika semua berpisah di jalan cagak.
Berubah. Gue ngerasa ada yang berubah. Terutama temen-temen lama gue sih. Mereka berubah. Memang perubahan itu suatu hal yang wajar. Akan tetapi, entah kenapa ya, temen-temen gue berubah menjadi kondisi yang lebih buruk. Iya, lebih buruk. Bukan standar akhir zaman tapi. Bahkan temen-temen deket gue. Masih terasa hangatnya kebersamaan dengan mereka, kekonyolan mereka. Namun semua berubah, ketika semua berpisah di jalan cagak.
Gak nyangka aja sih, perubahan dimensi waktu dan jarak menyebabkan ini terjadi. Seolah-olah jalan yang lurus-lurus adalah benang tipis yang harus dilalui, sebuah simbol dari seleksi alam. Gue gak bilang bahwa gue sok-sokan masih ada di jalan yang lurus, tapi setidaknya, gue punya temen-temen baru yang selalu selected dan selective dalam bergaul. Lingkungan? Mungkin lingkungan bisa jadi kambing hitam balibul yang empuk untuk dimangsa. Akan tetapi, tetep aja, lingkungan nggak memilih orang, tapi oranglah yang memilih lingkungan. Jadi, kalo ada orang yang menyalahkan lingkungan atas terpengaruhnya seseorang, itu adalah salah, menurut saya.
Misalnya, ada temen deket gue yang tau-tau udah jadi pembalap, lalu jadi DJ.
Ada juga yang tadinya anti-pacaran, anak rohis pula, tau-tau ketika masuk kuliah, langsung jadian.
Ada lagi yang awalnya mikir anti-rokok, lalu ikut-ikutan ngerokok.
Menurut lo, itu kenapa kira-kira? Salah siapa? Salah lingkungan yang mempengaruhikah? Salah diri sendiri yang "salah gaul" kah? Salah orang tua yang kurang ngawasin kah? Salah temen-temennya yang gak jagainkah? Mungkin jika pembaca merasa tesindir, akan menjawab dua kemungkinan: 1) salah semua pihak, atau 2) gak salah siapa-siapa, perubahan itu alami.
Gue sadar, kita ini semacam anak muda (terlalu tua untuk disebut "anak" sebenarnya), yang akan menerima apapun yang akan dilemparkan kepadanya demi pembangunan jati dirinya yang belum sempurna. Akan tetapi, sikap selektif dalam bergaul itu penting. Jati diri lo terbuat dari apa, tergantung dengan siapa lo bergaul dan bagaimana lo menjaga diri lo. Jati diri lo terbuat dari apa, akan mempengaruhi masa depan lo, anak/istri/suami lo kayak apa nantinya, ditentukan oleh lo mulai dari sekarang. Mikir gak sih?
"Ya elah, namanya juga anak muda, nanti kalo udah nikah gue bakal berubah kok"
Gue sama sekali gak yakin akan hal itu. Ketidakpercayaan gue itu seperti resolusi tahun baru yang tiap tahun dilakukan dengan omdo-omdo tak terarah.
Miris lho ngeliat temen-temen lama gue begini berubahnya. Rasanya ingin gue kumpulin, lalu ajak ngobrol mereka satu per satu, dengan pertanyaan yang sesederhana "Kenapa lo jadi begini?", dan gue gak ngerasa mengenal mereka lagi, jika jawaban mereka tidak memuaskan.
Lo tau? Semua tulisan ini hanya akan berakhir pada suatu kalimat oang yang ingin kefuturannya ditoleransi, dan ini cara paling awam untuk kabur dari sebuah diskusi,
"Semua orang beda-beda bal"
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar