Total Tayangan Halaman

Senin, 09 Maret 2015

Rantai Gajah dan Kotak Korek Api

Kisah Pertama. Tahukah anda bagaimana cara seorang pawang menjinakkan seekor gajah liar? Begini caranya. Dari kejauhan, pawang membius gajah liar itu menggunakan senapan bius. Ketika gajah tidak sadarkan diri, pawang memasangkan sebuah rantai besi yang besar ke kakinya dan mengikatkannya ke sebuah pohon besar. Kemudian, ketika gajah itu tersadar, dia akan lapar. Apa yang terjadi ketika gajah itu mencoba berjalan untuk mencari makan? Gajah itu terjatuh karena kakinya terikat pada pohon. Ia mencoba berkali-kali, tetapi usahanya selalu sia-sia. Ia menjadi sangat lelah dan semakin lapar.
Saat itu, pawang datang membaawa sekeranjang rumput dan meletakkannya di dekat gajah. Karena lapar, gajah itu langsung memakan rumput yang sudah tidak segar lagi. Beberapa hari kemudian, gajah itu lapar lagi, dia mencoba mencari makan, tapi lagi-lagi dia terjatuh. Dia mencoba lagi, terus terjatuh, dan seterusnya....
Suatu ketika, sang pawang melepaskan rantai besi dan menggantinya dengan seutas tali tambang yang diikatkan ke sebuah pasak kecil yang tertancap di tanah. Tetapi, sang gajah tak pernah mencoba lari atau berbuat apapun. Mengapa? Karena dalam pikirannya rantai besi itu masih mengikat kakinya. Dia merasa bahwa apapun cara yang dilakukannya, tidak mungkin ia akan mendapatkan rumput segar. Sejak saat itu hingga akhir hayatnya, dia selalu merasa bahwa dia hanyalah makhluk kecil yang tidak berdaya. POTENSINYA YANG SEHARUSNYA SANGAT BESAR TELAH DIKERDILKAN OLEH LINGKUNGANNYA.

Kisah kedua. Cobalah anda ambil seekor kutu pinjal dan masukkan ke dalam sebuah kotak korek api kosong. Biarkan selama satu hingga dua minggu. Lalu keluarkan. Apa yang terjadi? Kutu itu hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja. Padahal, seekor kutu pinjal mampu melompat setidaknya 300x lipat lebih tinggi dari tinggi tubuhnya.
Ketika kutu itu berada di dalam kotak, dia mencoba melompat tinggi. Tapi apa yang terjadi? Dia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi, dan terbentur lagi. Terus begitu, hingga ia mulai ragu dengan kemampuannya sendiri. Ia mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya memang hanya segini”. Kemudian lonpatannya disesuaikan dengan tinggi korek api. Aman. Dia tidak terbentur kotak lagi. Saat itulah ia menjadi sangat yakin, “Nah, benar kan? Kemampuan saya Cuma segini. Inilah saya!” Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatannya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu hidup seperti itu hingga akhir hayat. POTENSINYA TELAH DIBATASI OLEH LINGKUNGANNYA.


Setiap orang memiliki rantai gajah dan kotak korek api yang memenjarakan potensinya dan menghambat kemajuan dirinya. Apa yang menjadi rantai gajah dan kotak korek api anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar