Status: Feeling - Sensing
Salah satu pengalaman hidup paling tak-terlupakan dalam hidup saya adalah Temu Sosial dan Ilmiah Smandel (TeSIS) yang rutin dilaksanakan oleh SMA Negeri 8 Jakarta. Kegiatan berupa penelitian ke desa terpencil serta membuat karya tulisnya dan dipaparkan dalam sebuah sidang merupakan, menurut saya, suatu pembelajaran yang tak-ternilai harganya. Agenda ini merupakan agenda yang cukup besar bagi sekolah kami, meskipun "hanya" masuk menjadi nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya dan teman-teman angkatan 2012 lainnya mengalami kegiatan ini pada tahun 2010, yang kali ini diadakan di desa Situraja Utara, Kabupaten Sumedang sebuah desa berjarak 14 km dari Kota Sumedang, atau 59 km dari kota Bandung, Jawa Barat. TeSIS 2010 ini diadakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 selama tiga hari dua malam, hingga Sabtu, 16 Oktober 2010.
Salah satu pengalaman hidup paling tak-terlupakan dalam hidup saya adalah Temu Sosial dan Ilmiah Smandel (TeSIS) yang rutin dilaksanakan oleh SMA Negeri 8 Jakarta. Kegiatan berupa penelitian ke desa terpencil serta membuat karya tulisnya dan dipaparkan dalam sebuah sidang merupakan, menurut saya, suatu pembelajaran yang tak-ternilai harganya. Agenda ini merupakan agenda yang cukup besar bagi sekolah kami, meskipun "hanya" masuk menjadi nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya dan teman-teman angkatan 2012 lainnya mengalami kegiatan ini pada tahun 2010, yang kali ini diadakan di desa Situraja Utara, Kabupaten Sumedang sebuah desa berjarak 14 km dari Kota Sumedang, atau 59 km dari kota Bandung, Jawa Barat. TeSIS 2010 ini diadakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 selama tiga hari dua malam, hingga Sabtu, 16 Oktober 2010.
Dalam pekerjaan ini, saya ditempatkan di kelompok 5, dari total ada 42 kelompok yang menampung 419 orang. Jadi satu kelompok terdiri dari 10 murid. Anggota kelompok 5, selain saya, antara lain: Aris Prianto, Haidar, Richard Handoko Damanik, Adistya Devvira Avviantari, Inas Amirah Hanan, Bilgis Biladi, Ardhila Aida Nirmala, R.R. Miranda Mutia, dan Angginta Ramdani Ibrahim. Dari kami bersepuluh, terpilih Aris Prianto sebagai ketua kelompok kami. Kami semua berasal dari kelas yang sama, yakni kelas XI IPA B. Sejak seminggu sebelum keberangkatan, setiap kelompok diminta untuk menentukan tema atau topik dari penelitian yang akan dilakukan di Desa Situraja Utara. Tema yang diajukan boleh dalam lingkup IPA (alam) maupun IPS (sosial), tidak harus sesuai dengan kelompok kelasnya. Kelompok 5 memilih topik mengenai Gambaran Kegiatan Remaja Desa Situraja Utara Dalam Rangka Mengisi Waktu Luang, sebuah topik, yang menurus saya, tidak sulit untuk dibayangkan, teknik penelitian maupun objek yang akan diuji.
Kamis, 14 Oktober 2010, 06.00 pagi, kami seangkatan berkumpul di lapangan SMA Negeri 8 Jakarta untuk apel pagi menjelang keberangkatan ke Desa Situraja Utara. Ada yang hanya membawa ransel kecil, ransel besar, bahkan ada yang membawa koper untuk menampung semua keperluannya dalam 3 hari dua malam. Saya termasuk golongan yang membawa koper dan ransel (saya bukan orang yang pandai dan berpengalaman dalam berpergian). Pembukaan (apel pagi) dibuka dengan kata sambutan dari Kepala SMAN 8 Jakarta saat itu, Pak Nanang Gunadi serta kepala komite.
Pukul 08.00 pagi, beberapa bus yang diparkir di lapangan parkir bengkel kereta PT. KAI mulai berangkat membawa kami, para siswa dan guru serta staff (panitia). Perjalanan yang panjang melalui jalan tol, dari Cawang hingga Cileunyi, Kab. Bandung. Istirahat tercatat dua kali: di KM. 57 (Kab. Karawang), serta di Universitas Padjadjaran (Jatinangor, Kab. Sumedang). Pukul 11.50, setelah perjalanan empat jam, kami sampai di Alun-Alun Desa Situraja. Kami disambut oleh warga, dikumpulkan di alun-alun. Saat itu, adzan dzuhur tepat berkumandang dari Masjid Besar Situraja, di sebelah Alun-Alun.
Kamis, 14 Oktober 2010, 06.00 pagi, kami seangkatan berkumpul di lapangan SMA Negeri 8 Jakarta untuk apel pagi menjelang keberangkatan ke Desa Situraja Utara. Ada yang hanya membawa ransel kecil, ransel besar, bahkan ada yang membawa koper untuk menampung semua keperluannya dalam 3 hari dua malam. Saya termasuk golongan yang membawa koper dan ransel (saya bukan orang yang pandai dan berpengalaman dalam berpergian). Pembukaan (apel pagi) dibuka dengan kata sambutan dari Kepala SMAN 8 Jakarta saat itu, Pak Nanang Gunadi serta kepala komite.
Pukul 08.00 pagi, beberapa bus yang diparkir di lapangan parkir bengkel kereta PT. KAI mulai berangkat membawa kami, para siswa dan guru serta staff (panitia). Perjalanan yang panjang melalui jalan tol, dari Cawang hingga Cileunyi, Kab. Bandung. Istirahat tercatat dua kali: di KM. 57 (Kab. Karawang), serta di Universitas Padjadjaran (Jatinangor, Kab. Sumedang). Pukul 11.50, setelah perjalanan empat jam, kami sampai di Alun-Alun Desa Situraja. Kami disambut oleh warga, dikumpulkan di alun-alun. Saat itu, adzan dzuhur tepat berkumandang dari Masjid Besar Situraja, di sebelah Alun-Alun.
Patok Penanda Jarak di depan Alun-Alun Situraja: 59 km dari Bandung, 14 km dari Sumedang, dan 28 km dari Cilengkrang.
Selepas shalat dzuhur berjama'ah di Masjid Besar Situraja, peserta diarahkan untuk memasuki sebuah jalanan berbatu di seberang alun-alun. Di sana, sepanjang jalan itu, tarian khas daerah setempat yang dilakoni anak-anak menggiring kami kepada suatu rumah yang penuh dengan penduduk. Mereka adalah "orang tua asuh" kami selama dua malam ke depan. Setiap warga di sana membawa tongkat rotan dengan kertas di ujungnya bertuliskan nama kelompok, sebagai menanda bahwa dialah orang tua asuh dari kelompok tersebut. Kami, kelompok 5, seperti yang telah kami ketahui sejak pembekalan di Jakarta, mendapat orang tua asuh bernama Bapak Asep Taris. Beliau diwakilkan oleh istinya untuk menjemput kami. Kami kemudian berjalan kaki, menuju rumah beliau. Jauh juga ternyata. Di tengah jalan, kami bahkan menyetop mobil bak terbuka untuk kami tumpangi. Untung saja dibolehkan.
Kelompok 5 selfie di mobil bak terbuka
Akhirnya sampai juga. Rumah Bapak Asep Taris ternyata berada persis di pinggir jalan raya Sumedang-Wado-Malangbong, sekitar 1 km dari Alun-Alun Situraja. Kami membagi rumah. Pria di rumah Bapak Asep Taris, dan Wanita di rumah sebelahnya (juga kerabat Bapak Asep Taris). Bu Iin Mutmainnah, mentor kelompok kami dalam TeSIS 2010 ini, juga ditempatkan bersama para wanita di rumah tersebut.
Pada malam harinya, di seketariat panitia (menggunakan semacam aula/ruang serba guna) diadakan briefing tutor dan pengarahan kepada masing-masing ketua kelompok. Anggota kelompok yang menemani kebanyakan hanya menunggu di luar sekretariat. Sepulang dari tempat itu, kami bergadang bersama mentor di ruang tamu tempat wanita kelompok 5 menginap untuk menyepakati apa yang akan dilakukan besok harinya serta membuat kuesioner kecil-kecilan sebagai sarana penelitian. Malam itu disepakati beberapa pertanyaan untuk diajukan dalam sebuah kuesioner dan lokasi penelitiannya adalah SMP Negeri 1 Situraja dan SMA Negeri 1 Situraja yang berada di belakang Alun-Alun Situraja.
Esok harianya, hari Jumat, 15 Oktober 2010, pukul 09.00 kami, kelompok 5 bersama mentor kami, Bu Iin, berangkat menuju Alun-Alun Situraja dengan menumpang angkot. Sebelum menuju SMA Negeri 1 Situraja, kami membeli bekal minum serta memperbanyak kuesioner sesuai jumlah target responden di tempat fotokopi. Kami meminta izin kepada pihak sekolah terlebih dulu. Kami membagi tugas menjadi tiga bagian untuk menyebar di tiga kelas berbeda. Setelah mendapat suara, kami bergeser ke sekolah sebelahnya, yaitu SMP Negeri 1 Situraja. Kami melakukan hal yang sama. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit dan menyenangkan juga rupanya. Di sela-sela menunggu teman kami yang di dalam kelas, kami sedikit-sedikit mengambil gambar.
Pada malam harinya, di seketariat panitia (menggunakan semacam aula/ruang serba guna) diadakan briefing tutor dan pengarahan kepada masing-masing ketua kelompok. Anggota kelompok yang menemani kebanyakan hanya menunggu di luar sekretariat. Sepulang dari tempat itu, kami bergadang bersama mentor di ruang tamu tempat wanita kelompok 5 menginap untuk menyepakati apa yang akan dilakukan besok harinya serta membuat kuesioner kecil-kecilan sebagai sarana penelitian. Malam itu disepakati beberapa pertanyaan untuk diajukan dalam sebuah kuesioner dan lokasi penelitiannya adalah SMP Negeri 1 Situraja dan SMA Negeri 1 Situraja yang berada di belakang Alun-Alun Situraja.
Esok harianya, hari Jumat, 15 Oktober 2010, pukul 09.00 kami, kelompok 5 bersama mentor kami, Bu Iin, berangkat menuju Alun-Alun Situraja dengan menumpang angkot. Sebelum menuju SMA Negeri 1 Situraja, kami membeli bekal minum serta memperbanyak kuesioner sesuai jumlah target responden di tempat fotokopi. Kami meminta izin kepada pihak sekolah terlebih dulu. Kami membagi tugas menjadi tiga bagian untuk menyebar di tiga kelas berbeda. Setelah mendapat suara, kami bergeser ke sekolah sebelahnya, yaitu SMP Negeri 1 Situraja. Kami melakukan hal yang sama. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit dan menyenangkan juga rupanya. Di sela-sela menunggu teman kami yang di dalam kelas, kami sedikit-sedikit mengambil gambar.
Foto bersama kelompok 5 dan mentor kami, Bu Iin (keempat dari kiri) di depan SMA Negeri 1 Situraja
Agenda hari itu cukup sampai kepada penelitian, hanya saja, pada malam harinya, kami harus mempersiapkan presentasi yang akan ditampilkan pada esok harinya, sabtu pagi. Malam itu bergadang lagi. Walaupun ya, saya dan beberapa teman lainnya akhirnya gugur lebih dulu karena kelelahan. Salah satu malam paling memutar otak adalah malam itu. Rasa dikejar deadline, bingung, dan lelah, bercampur menjadi satu.
Keesokan harinya, Sabtu, 16 Oktober 2010, jam 08.00 pagi, kami dikumpulkan di sebuah gedung Sekolah Dasar yang dipinjam oleh pihak panitia sebagai tempat kami presentasi. Presentasi dibagi menjadi beberapa ruangan dengan beberapa guru yang ditugaskan sebagai penguji di sana. Presentasi yang dipaparkan berisikan Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Metode Penelitian, Hasil Penelitian (Data), serta Simpulan. Penguji beberapa kali menanyakan dan mempertanyakan banyak hal, namun dalam suasana yang lebih santai (karena sidang sebenarnya dilaksanakan pada 05 Februari 2011) namun tetap serius, untuk memastikan setiap kelompok mendapat hasil penelitian yang diharapkan dalam dua hari terakhir.
Selepas presentasi, semua kembali ke rumah orang tua asuh, istirahat (Kami, kelompok 5 memilih untuk menikmati mie bakso dekat rumah orang tua asuh). Diberi waktu untuk berkemas dan salam perpisahan dengan orang tua asuh hingga dikumpulkan kembali di Alun-Alun Situraja setelah shalat dzuhur. Pukul 13.00, kami berangkat menuju Jakarta dengan bus yang sama ketika kami berangkat. Menjelang maghrib, kami tiba di lingkaran setan SMA Negeri 8 Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar