Status: Feeling - Intuition
Setiap anak lahir adalah kebahagiaan yang tiada tara bagi orang tuanya, tidak terkecuali apakah anak itu laki-laki atau perempuan meski ada juga yang menganggap anak laki-laki lebih diharapkan sebagai pewaris keturunan. Akan tetapi sejatinya harus seimbang antara anak laki-laki yang lahir dengan kelahiran anak perempuan agar dunia ini dapat berlangsung dengan nomal. Bayangkan saja jika semua yang lahir itu laki-laki atau sebaliknya, apa yang akan terjadi?. Keadaan itu bisa menjadi tanda-tanda buruk. Alhamdulillah Allah akan melangsungkan dunia ini secara normal hingga batas waktunya kelak kiamat tiba.
Setiap anak lahir adalah kebahagiaan yang tiada tara bagi orang tuanya, tidak terkecuali apakah anak itu laki-laki atau perempuan meski ada juga yang menganggap anak laki-laki lebih diharapkan sebagai pewaris keturunan. Akan tetapi sejatinya harus seimbang antara anak laki-laki yang lahir dengan kelahiran anak perempuan agar dunia ini dapat berlangsung dengan nomal. Bayangkan saja jika semua yang lahir itu laki-laki atau sebaliknya, apa yang akan terjadi?. Keadaan itu bisa menjadi tanda-tanda buruk. Alhamdulillah Allah akan melangsungkan dunia ini secara normal hingga batas waktunya kelak kiamat tiba.
Seorang anak perempuan yang lahir akan dirawat oleh orang tuanya, terutama
Ibunya jauh lebih detil dibanding perawatan anak laki-laki. Embel-embel
nya lebih banyak dan cara penanganan juga lebih halus dan otomatis akan
memakan biaya yang juga lebih tinggi. Mengapa demikian? Karena wanita
itu lebih spesial dan memiliki karakteristik yang oleh sekitarnya
memiliki aura untuk lebih diperhatikan. Tidak sembarangan menangani anak
perempuan, bahkan Ayahnya sendiripun sangat terbatas aksesnya untuk
menangani anak perempuan. Terlebih lagi, seorang ayah akan menjadi salah satu penanggung dosa anak wanitanya, terutama jika ia tidak menutup auratnya dengan sempurna.
Akan tetapi, tahukah Anda, sebesar apapun usaha dan biaya yang
dikeluarkan orang tuanya pada anak perempuan mereka, tapi sebenarnya
mereka sedang merawat dan mempersiapkan anaknya itu untuk dimiliki orang
lain yang sama sekali tidak dikenal dan tidak memiliki kontribusi pada
mereka? Dialah calon suami si wanita. Bukan hanya tidak memiliki, bahkan
haknyapun sudah tidak punya jika anak wanitanya itu sudah berstatus
istri dari suaminya. Itulah sebabnya kenapa seorang wanita yang akan
menikah wajib mendapat restu dari orang tuanya.
Coba bayangkan saja.......
Sejak kecil hingga menjadi wanita dewasa, berapa banyak usaha
yang dikeluarkan orang tua bagi anak perempuannya (anak laki-laki pun
demikian juga). Jika dikalkulasi dengan uang, sekecil apapun usaha itu
akan memakan biaya lebih dari ratusan juta rupiah hingga dia dewasa.
Tiba-tiba hanya berbekal mas kawin 5 gram emas beserta seperangkat alat
shalat yang jika di total hanya senilai maksimal 5 juta rupiah, si anak
sudah berganti pemilik dari orang tuanya ke suami si anak wanita itu.
Adilkah?
Coba kita telaah sedikit sebab orang tua harus
memberikan pendidikan terbaik dan segalanya bagi semua anak-anaknya
termasuk anak perempuan mereka.
Semakin besar usaha yang diberikan orang tua kepada pada anak wanitanya, semakin
tinggi didikan dan pendidikannya terutama pendidikan agamanya, maka
orang tua sama saja sedang menyiapkan anak wanitanya untuk dimiliki oleh
seorang laki-laki yang setara atau lebih baik dari anaknya. Itu hukum
alam, sunnatullah. Orang baik akan selalu bertemu dengan
orang baik lainnya dan orang yang kurang baik akan bertemu dengan orang
yang sejenis. Apakah ada orang tua yang mau melihat anak wanitanya
bertemu seorang laki-laki tidak diharapkan? Tentu tidak bukan?
Meskipun akhirnya wanita itu 'balik nama' pindah kepemilikan
hanya dengan mas kawin yang murah itu, tapi ternyata kepemilikan itu
diiringi juga dengan kewajiban yang justru lebih berat dan lebih besar.
Kewajiban seorang laki-laki untuk membawa istrinya ke arah yang benar
dengan cara yang baik. Kewajiban sang suami untuk meberi nafkah lahir
dan bathin secara terus menerus sepanjang hidup dan memastikan agar
istrinya dapat berperan menjadi pemimpin, guru, teman, dan profesi lain
di rumah ketika suaminya tidak ada. Dan ini tidaklah mudah. Itu sebabnya
seorang istri wajib mentaati suaminya selama semua kebutuhan itu
terpenuhi. Adilkah ? Ya, Allah memang Dzat Yang Maha Adil.
Dalam kondisi ini semua orang harus dapat meningikan tingkat
penerimaannya. Setiap anak manusia harus dapat menempatkan sesuatu
secara proporsional, karena semua itu ada alasan dan hikmahnya. Enhanced
the Level of Acceptance.
blog walkiiiiing
BalasHapussilahkan liat-liat nak :v
HapusYang baik akan mendptkan yg baik pula. Terus klo yg tdk baik berubah n bertobat menjdi lebih baik apakah bisa jg mendptkan yg baik?
BalasHapusinsya Allah bisa kok. Allah Maha Adil.
Hapus