Total Tayangan Halaman

Rabu, 05 Agustus 2015

Perjalanan III di Yogyakarta - Hari Keenam

Rabu, 29 Juli 2015

Hari ini Bayu cukup penasaran dengan Goa Jepang yang hari sabtu lalu belom selesai dijelajahi seluruh goanya. Jam 10 pagi, kami udah nongkrong di depan loket pintu masuk telogo nirmolo. Menanjak lagi.... kok sepi ya? Kemaren perasaan banyak tukang minuman. Menanjak lagi.... berpapasan dengan tiga anak muda yang ke arah bawah. Setelah berlelah-lelah ke mulut goa..... hawa tak nyaman mulai merasuki pikiran. Entah kenapa, gue dan Bayu merasakan hal yang sama: "di depan sana sangat ramai dan padat". Gue malah merasakan "di belakang kita ada yang ngawasin". Seriously, kami waktu itu bener-bener berdua doang, tanpa ada pengunjung lain, tanpa ada bapak-bapak penjual minuman maupun yang menyewakan senter dan headlamp. Seketika aura menekan itu makin menyeruak di dalam atmosfer sekitar goa itu.

Kami beberapa detik kemudian memutuskan untuk kembali ke bawah, secepat mungkin, namun tidak panik. Oh beginilah jika tempat wisata seangker ini di hari kerja. Jangankan pengunjung, pedagang dan tour guide pun sepertinya ogah bertandang terlalu lama.

Menjelang dzuhur, dengan motor, kami tancap gas menuju Jalan Magelang Km. 11. Di Desa Niron, terdapat sebuah restoran yang selalu ramai dikunjungi, bahkan sampe-sampe tempat parkirnya aja dua lokasi (yang saling bersebrangan jalan). Namanya JeJamuran. Sesuai namanya di tempat ini menjual makanan yang sudah jamuran berbahan dasar jamur. Berbagai macam jamur. Bahkan minumannya pun beberapa diberi topping jamur. Contoh menu yang tersedia adalah sate jamur, rendang jamur, tongseng jamur, jamur asam manis, pepes jamur, kripik jamur, sop jamur, summer breeze, es dawet jamur, aneka jus, dan lain-lain.

Suasana restoran ini sangat bersih dan terkesan mewah (ada panggung buat penyanyi yang menghibur selama kita makan). Pelayanannya pun sangat cepat. Mushalla dan toilenya sangat bersih. Area merokok dan non merokok pun dipisah.

Kami pesan sate jamur (Rp14000), jamur asam manis (Rp17500), nasi putih (Rp5000), es teh manis (Rp4500), summer breeze (Rp15000), dan es dawet jamur (Rp11000). Harganya menurut gue cukup murah untuk seukuran restoran seperti ini. Rasanya pun T.O.P.! Juara deh! Belom pernah gue nemu racikan jamur seperti ini, terutama satenya.

makanan sudah datang :9 

Contoh koleksi berbagai jenis jamur

Tidak berlebihan rasanya kalo gue ngasih nilai untuk JeJamuran ini:
Kebersihan: 5
Rasa: 5
Kenyamanan/Suasana: 5
Harga: 4,5
Pelayanan: 4,5
Rating: 4,8

Target selanjutnya adalah beli oleh-oleh berupa kripik belut di Pusat Kuliner Belut Godean, Jalan Godean Km. 10, Kabupaten Sleman, DIY. Lokasinya persis di pinggir jalan raya godean, jadi cuma butuh mata untuk ngawasin kiri jalan (kalo dari kota) dan kalau perlu pake gugel maps. Pusat belut ini tergolong baru, terlihat dari bangunannya. Masih banyak stand yang kosong. Mayoritas jualan kripik belut. Untuk bentuk olahan lain dari belut, di bagian belakang ada yang jual masakan belut. Ketika gue turun dari motor, para penjual beramai-ramai manggil-manggil gue untuk mendatangi lapaknya. Waduh, gue jadi bingung. Gue dan Bayu istirahat dulu sebentar, menenangkan diri dari panggilan para penjual belut yang bikin galau :'v

Setelah hampir 20 menit galau, akhirnya gue diam-diam milih salah satu penjual belut (yang lain gak ribut-ribut tuh :v). Ada tiga varian kualitas kripik belut yang digambarkan oleh harganya: Rp110000 per kg, Rp130000 per kg, dan Rp150000 per kg, akhirnya gue beli 1/4 kg yg harganya Rp150000 per kg (setelah ditawar, jadinya Rp35000 untuk 1/4 kg). Dan gue sekarang menyesal cuma beli 1/4 kg T_T.



Kembali ke Kota Yogyakarta, kami ke Pusat Bakpia Pathuk di Jalan K.S. Tubun. Gue beli bakpia (karena ada temen nitip, cuma itu), abis itu shalat asha di SMA Negeri 1 'Teladan' Yogyakarta. Istirahat bentar di masjidnya, sambil minjem toilet dan "lihat-lihat" kehidupan murid-murid di sana.

Menjelang senja, kami makan malam di Warung Sate Godril, di Jalan HOS Tjokroaminoto, sisi utara Pasar Klithikan, Kota Yogyakarta, gak jauh lah dari sekolahan tadi. Satenya enak, karena pake sambel kecap, jadi rasanya pedes banget (buat gue). Dan bedanya, sate di sini, gak pake tusuk sate, jadi dilepas gitu. Satu porsi mengandung lima tusuk sate daging kambing.

Kebersihan: 3,5
Rasa: 3,5
Kenyamanan/Suasana: 3,5
Harga: 3,5
Pelayanan: 3
Rating: 3,4

Abis itu pulang, oke sip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar