Total Tayangan Halaman

Jumat, 26 Desember 2014

Satu Cerita Albert Einstein (2)

Suatu ketika, Albert Einstein sedang dalam perjalanan untuk berbagi ilmu di sebuah universitas. Ditemani sang sopir yang setia, Einstein melakukan perjalanan ribuan kilometer dari kampus ke kampus, instansti, dll, untuk berbagi pengetahuan.
Suatu ketika, Einstein merasa sangat kelelahan untuk mengajar di sebuah universitas. Namun, ia sudah terlanjur meng"iya"kan kedatangannya. Ditemani sang sopir yang setia, berangkatlah Einstein ke tempat dimana universitas itu berada. Karena tak tega, sang sopir pun berkata:Sopir: "Pak, apa tidak sebaiknya kita batalkan saja kunjungan ini?"
Einstein: "Jangan, mereka sudah berbulan-bulan menunggu kedatangan saya"
Sopir: "Tapi kalau kondisi bapak seperti ini, apa bapak sanggup berdiri berjam-jam untuk mengajar?" (dengan nada khawatir)
Einstein: " Tenang saja, aku ada ide (tersenyum). Kamu kan sudah hafal materi yang selalu aku ajarkan, nah kamu saja yang mengajar mereka" (Sang sopir sudah ratusan kali mendampingi Einstein saat mengajar di kelas)
Jadi, Einstein bertukar peran dengan sang sopir. Karena saat itu belum ada internet, nama Einstein memang sudah terkenal, namun tidak banyak yang mengetahui wajahnya.
Disambut dengan meriah oleh ribuan mahasiswa, masuklah Einstein (sopir) dan sang sopir (Einstein) yang membawakan tasnya. Dengan bermodalkan "MENIRU", sang sopir beraksi dan membuat takjub ribuan mahasiswa. Setiap kata yang terucap disambut tepuk tangan meriah. Sang sopir tidak menyangka, bahwa dia mampu memberikan manfaat yang hampir sama dengan apa yang dilakukan majikannya, Albert Einstein.
Di tengah-tengah rasa bangganya, tiba-tiba ada interupsi dari seorang mahasiswa yang terlihat sangat kritis dan pintar. Dia mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat rumit, sang sopir hampir tidak pernah mendengar pertanyaan seperti ini. Ruangan pun hening, para mahasiswa pun merasa ini adalah pertanyaan yang sangat sulit, dan berharap "Einstein" mampu menjawabnya.
Kemudian, si "Einstein" (sang sopir) tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Pertanyaanmu itu terlalu mudah buat saya, ya sudah, biarkan sopir saya yang menjawabnya". Hanya dengan beberapa kalimat saja, sang sopir (Einstein) menjawab dengan mudah pertanyaan itu dan disambut tepuk tangan meriah dari ribuan mahasiswa. Orang-orang semakin takjub dengan Albert Einstein, sopirnya saja hebatnya luar biasa.
Kemudian si "Einstein" memperkenalkan siapa sopirnya yang sebenarnya. Riuh dan terharu, mendengarkan alasan sang sopir menggantikan sang majikan. Tepuk tangan dan pujian tak henti-henti diberikan kepada sang sopir.

Kesetiaan, kasih sayang, mau belajar, merupakan energi luar biasa yang bisa menciptakan manusia-manusia luar biasa.
Sang sopir memberi pelajaran kepada kita tentang sebuah kehebatan: Jika ingin hebat, "TIRU"lah orang-orang hebat.
Albert Einstein memberi kita pelajaran bahwa IDE KREATIF bisa muncul kapan saja bahkan di saat kita sedang sakit. STOP mencari-cari alasan. Jika anda ingin berbagi, ribuan SOLUSI dan IDE KREATIF ada di depan mata anda.

-Sekian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar