Faktor yang tidak dapat diabaikan ialah adanya naluri dalam diri manusia untuk menjauhi diri dari penderitaan dan berusaha meraih kebahagiaan. Takut dari penderitaan itulah yang memacu seseorang meninggalkan sesuatu dan mengerjakan sesuatu yang menjadi kebalikannya. Jika perasaan takut kepada penderitaan itu memacu dari belakang, maka kecenderungan menikmati kebahagiaan itulah yang merangsangnya dari depan.
Pendorong dan perangsang kelakuan manusia sehingga dapat melakukan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan jahat sesuai dengan nalurinya itu, dinyatakan dalam Al-Qur'an berupa:
- Tandzir, yakni peringatan berupa neraka/siksaan akan ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat jahat.
- Tabsyir, yakni berita gembira bahwa surga/kebahagiaan yang kekal dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar