Total Tayangan Halaman

Selasa, 23 Desember 2014

Penderitaan dan Kebahagiaan

Mengapa manusia berkehendak berbuat sesuatu ataupun berkehendak menjauhi sesuatu?

Faktor yang tidak dapat diabaikan ialah adanya naluri dalam diri manusia untuk menjauhi diri dari penderitaan dan berusaha meraih kebahagiaan. Takut dari penderitaan itulah yang memacu seseorang meninggalkan sesuatu dan mengerjakan sesuatu yang menjadi kebalikannya. Jika perasaan takut kepada penderitaan itu memacu dari belakang, maka kecenderungan menikmati kebahagiaan itulah yang merangsangnya dari depan.

Pendorong dan perangsang kelakuan manusia sehingga dapat melakukan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan jahat sesuai dengan nalurinya itu, dinyatakan dalam Al-Qur'an berupa:


  1. Tandzir, yakni peringatan berupa neraka/siksaan akan ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat jahat.
  2. Tabsyir, yakni berita gembira bahwa surga/kebahagiaan yang kekal dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.
Takut kepada neraka dan keinginan kepada surga adalah faktor penting yang membuat seorang selalu memelihara diri (taqwa). Karena hal ini memang sesuai dengan naluri manusia, maka berkali-kali dalam Al-Qur'an, Allah memperingatkan kepedihan adzab neraka dan kenikmatan surga. Dan untuk terhindar daripada azab dan memperoleh kebahagiaan abadi, "kuncinya" terletak pada "mardhatillah" (keridhaan Allah swt.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar